Sabtu, 10 Juli 2010

Makalah Dasar Komputer Tentang Teknologi jaringan internet

DAMPAK DARI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INTERNET

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Komputer
yang dibimbing oleh Bapak Dr.Ir M.Nur Ihsan Mp



Disusun Oleh:
Deni Ali Usman
0910553022





UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PETERNAKAN
JULI 2010









BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Internet merupakan sistem informasi global yang berbasis komputer. Internet tidak akan ada tanpa komputer.Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon (baik kabel maupun gelombang elektromagnetik).Jaringan jutaan komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan antar komputer dalam jaringan internet dengan dukungan software dan hardware yang dibutuhkan. Untuk bergabung dalam jaringan ini, satu pihak ( dalam hal ini provider ) harus memiliki program aplikasi serta bank data yang menyediakan informasi dan data yang dapat di akses oleh pihak lain yang tergabung dalam internet.

1.2 Rumusan Masalah
a. Dampak positif dan dampak negatif dari adanya jaringan internat dalam kehidupan sehari-hari.
b. Dampak Internet pada pergaulan mahasiswa, siswa SD,SMP & SMA
c. Internet sebagai Sarana Komunikasi Mahasiswa.
d. Peranan penting orang tua dalam memperkenalkan adanya komputer dan jaringan internet.

1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dampak positif dan dampak negatif dengan adanya jaringan internet, serta peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Supaya pembaca dapat mempergunakan jaringn internet sesuai dengan kebutuhan yang berdampak positif saja.
Mengarahkan pembaca agar menggunakan jaringan internet tidak untuk keperluan yang berdampak negatif. Untuk mengetahui langkah apa yang harus kita gungakan saat menggunakan jaringan internet. Dan juga mengarahkan dan menunjukkan pada orang tua apabila anak-anak mereka mempergunakan jaringan internet yang berdampak negatif dan positif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dampak Positif dan Negatif Akibat Perkembangan Teknologi Internet
Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon (baik kabel maupun gelombang elektromagnetik).Jaringan jutaan komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan antar komputer dalam jaringan internet dengan dukungan software dan hardware yang dibutuhkan. Untuk bergabung dalam jaringan ini, satu pihak ( dalam hal ini provider ) harus memiliki program aplikasi serta bank data yang menyediakan informasi dan data yang dapat di akses oleh pihak lain yang tergabung dalam internet.
Pihak yang telah tergabung dalam jaringan ini akan memiliki alamat tersendiri ( bagaikan nomor telepon ) yang dapat dihubungi melalui jaringan internet. Provider inilah yang menjadi server bagi pihak-pihak yang memiliki personal komputer ( PC ) untuk menjadi pelanggan ataupun untuk mengakses internet.
Sejalan dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi internet juga semakin maju. Internet adalah jaringan komputer yang dapat menghubungkan suatu komputer atau jaringan komputer dengan jaringan komputer lain, sehingga dapat berkomunikasi atau berbagi data tanpa melihat jenis komputer itu sendiri.
a. Dampak Positif

1. Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
2. Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web“ jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
3. Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
4. Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi.
5. Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
6. Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan.Dampak Negatif Pornografi
Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela.Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen browserâ melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home-page yang dapat di-akses.Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.Violence and Gore Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.
Disaat ini kita terhubung dengan zaman ekstra cepat dan perkembangan zaman menuntut untuk lebih mudah cepat aman melakukan sesuatu hal, dan apakah anda mengenal internet???. internet merupakan sarana untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Internet dalam masanya muncul pada tahun 1969 di AS, yaitu teknologi yang diawali oleh proyek yang dilakukan oleh departemen AS. Proyek yang disebut ARPA ini bertugas untuk melakukan penelitian yang bermanfaat bagi kelancaran dan kemajuan tugas-tugas militer AS, karena berbasis komputer maka dinamakan dengan ARPANET.
Internet merupakan sistem informasi global yang berbasis komputer. Internet tidak akan ada tanpa komputer.
Adapun fasilitas dalam internet yaitu : E-mail (surat elektronik), Bulletin Board System(BBS), File transfer Protocol(FTP), Information Browsing(gopher), Remote Login(Telnet), Advanced Browsing(www), Automated Title search(archie, veronica), Automated content search, dan komunikasi audio dan visual.
Keberadaan internet memberi bagi remaja ini sangat penting karena disana mereka bisa dengan cepat mendapatkan informasi, bisa mencarinya dengan menggunakan google atau dengan cara yang lain. Layanan internet sangat dimanfaatkan para remaja dari mencari teman atau mengerjakan tugas
atau mengumpulkan bahan-bahan untuk mereka belajar . internet merupakan sarana untuk mengakses data atau informasi secara tepat dan cepat.
Dalam hal ini internet berperan ganda selain untuk mencari informasi juga dapat dijadikan sarana bisnis dan perdagangan . Penjualan melalui internet ini disebut E-Commerce (electronic commerce). Muncunya istilah ini seiring dengan semakin berkembangnya disiplin ilmu komputer dan internet. E-com ini dapat diartikan sebagai pertukaran barang, jasa, dan atau informasi melalui medium elektronik dengan imbalan uang yang pembayarannya dilakukan dengan menggunakan credit card (kartu kredit). Rentang bisnis melalui internet ini mulai dari pemesanan bunga untuk orang tercinta, jual buku, langganan majalah, sampai pembayaran ribuan rupiah untuk pembelian chip processor yang akan digunakan untuk komputer.
b. Dampak Negatif
Selain dampak positif, internet juga bisa memberi dampak negatif bagi kalangan masyarakat khususnya remaja. Misalnya para remaja membuka situs-situs porno di internet. Itu merupakan salah satu perilaku menyimpang yang dilakukan remaja. Sehingga dampak seperti ini sangat berpengaruh pada etika dan kelakuan remaja masa kini
Ada banyak sekali dampak negatif internet sehingga kita harus menyikapinya dengan bijaksana sehingga keberadaan internet dapat berguna sebagimana mestinya.
Penipuan
Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
Carding
Karena sifatnya yang real time(langsung), cara belanja dengan menggunakan Kartu kredit adalah carayang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.
Perjudian
Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.
1. Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face).
2. Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi.
3. Kejahatan seperti menipu dan mencuri dapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut berkembang).
4. Bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut
2.2 Dampak Internet pada pergaulan mahasiswa, siswa SD,SMP & SMA
Internet sbg Sarana Komunikasi Mahasiswa
Sejalan dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi internet juga semakin maju. ‘Internet’ adalah jaringan komputer yang dapat menghubungkan suatu komputer atau jaringan komputer dengan jaringan komputer lain, sehingga dapat berkomunikasi atau berbagi data tanpa melihat jenis komputer itu sendiri. Pada tahun 1999, jumlah komputer yang telah dihubungkan dengan internet di seluruh dunia mencapai lebih dari 40 juta dan jumlah ini terus bertambah setiap hari. Saat ini jumlah situs web mencapai jutaan, bahkan mungkin trilyunan, isinya memuat bermacam-macam topik. Tentu saja, situs-situs itu menjadi sumber informasi baik yang positif ataupun negatif. Informasi dikatakan positif apabila bermanfaat untuk penelitiaan.
Quarterman dan Mitchell membagi kegunaan internet dalam empat kategori, yaitu:
1. Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
2. Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
3. Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
4. Fungsi komunitas, internet membentuk masyarakat baru yang beranggotakan para pengguna internet dari seluruh dunia. Dalam komunitas ini pengguna internet dapat berkomunikasi, mencari informasi, berbelanja, melakukan transaksi bisnis, dan sebagainya. Karena sifat internet yang mirip dengan dunia kita sehari-hari, maka internet sering disebut sebagai cyberspace atau virtual world (dunia maya).
Oleh karena itu, pastilah kita ingin mengetahui fungsi internet serta fasilitas apa, di mana, bagaimana, mengapa, kepada dan dari siapa mahasiswa tersebut menggunakan internet untuk berkomunikasi.
Pada umumnya, para pengguna internet menggunakan internet yang tersedia di warung-warung internet atau yang lebih dikenal dengan istilah ‘warnet’. Hal ini karena biayanya lebih murah dibandingkan dengan menggunakan internet pribadi.
Perlu diketahui bahwa mahasiswa belum bekerja, dan masih bergantung dari dana yang diberikan oleh orang tua mereka. Keadaan ini merupakan salah satu penyebab dimana mereka akan menggunakan komputer yang terhubung dengan internet. Pada umumnya, biaya menggunakan internet adalah sebesar tiga ribu lima ratus rupiah per jam. Tentu saja, biaya ini relatif mahal karena mahasiswa yang masih banyak tergantung dari dana yang diberikan orang tua perhari atau per mingu atau per bulan. Maka, komunikasi para mahasiswa lewat internet menjadi terbatas oleh biaya.
Situs Web
World Wide Web yang sering disingkat www merupakan fasilitas internet yang paling banyak digunakan saat ini di samping email. Situs web adalah informasi yang dapat diakses oleh seluruh pengguna internet dari seluruh dunia dengan menggunakan program yang disebut Web Browser misalnya Netscape Navigator dan Microsoft Internet Explorer. Informasi yang ditempatkan dalam situs web itu dapat berupa tulisan, gambar, animasi, suara, dan video klip.
Sebagai sarana komunikasi , Sistus web tersebut berguna untuk mencari data, berita, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan baru, dan lain lain. Misalnya, melalui pengamatan banyak mahasiswa mengunjungi web situs seperti friendster, detik, satuwanita, yahoo, CNN, Kompas dan sebagainya. Selain itu, mahasiswa bisa mempunyai situs web sendiri untuk menyebarluaskan ide-ide dan pendapat mereka sendiri kepada seluruh dunia.
Walaupun ada banyak manfaat situs web, juga ada banyak masalah. Masalah yang paling besar adalah bahwa informasi yang disebarkan di internet tidak selalu benar. Hal ini terjadi karena situs web tidak harus memberikan informasi yang benar dan akurat, dan tidak ada tanggung jawab atas kebenaran informasi yang disebarluaskan. Masalah yang kedua adalah pornografi yang merupakan dampak negatif. Namun, pornografi itu tidak harus dicari dengan sengaja, bisa saja mendapatkan pornografi dengan pencarian data dan file musik mp3. Dari pengamatan yang mendalam, tiga puluh tiga persen dengan sengaja mencari pornografi di www, dan bukan hanya laki-laki tetapi juga perempuan. Walaupun demikian, kebanyakan adalah mahasiswa yang dengan sengaja mencari pornografi. Sedangkan, yang tidak dengan sengaja mendapatkan pornografi sebanyak lima puluh sembilan persen.
Sering kali, orang ingin mengetahui dari mana asalnya pornografi itu. Biasanya, pornografi yang dicari mahasiswa adalah pornografi Barat, yaitu pornografi yang memuat tentang orang Amerika Serikat, Belanda, Perancis atau negara Barat lain. Namun, semakin lama semakin banyak pornografi Indonesia sudah tersedia melalui internet, dan kadang-kadang pornografi itu melibatkan mahasiswa Indonesia. Baru-baru ini, di internet, ada artikel tentang dua mahasiswa Bandung yang merekam adegan intim dengan kamera video. Tidak disangka, hasil rekaman ini beredar bak VCD porno komersial. Belakangan, file image dan klip yang heboh ini mulai bergentayangan di internet.
Jadi, sisi negatif dari www adalah pornografi yang dengan mudah dilihat dan hal ini memberikan dampak yang buruk bagi generasi muda Indonesia.
Email
Tujuan mahasiswa dalam menggunakan fasilitas internet bermacam-macam. Banyak mahasiswa menggunakan internet untuk penelitian, atau mencari berita asing, tetapi yang paling populer adalah email. Email itu adalah surat menyurat secara elektronik di mana pesan yang dikirimkan akan sampai dalam waktu singkat. Pesan email tidak hanya berupa tulisan tetapi dapat disertai dengan file gambar, suara, animasi, dan lain lain. Selain itu, email dapat dikirimkan kepada ratusan orang hanya dalam satu kali pengiriman. Makanya, email ini menjadi penting untuk komunikasi dalam zaman modern ini, dan terutama bagi para mahasiswa.
Dalam pengamatan rata-rata mahasiswa yang pernah menggunakan internet mempunyai alamat email sendiri. Alamat email mahasiswa itu semuanya bebas biaya seperti yahoomail atau hotmail yang terkenal. Mereka lebih menyukai yahoomail atau hotmail karena iklan-iklan situs web itu berhasil mempengaruhi mereka dan provider email itu sangat terkenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.
Tentu saja, email yang diterima tetapi tidak diharapkan bukan hanya SPAM. Virus komputer juga sering diterima lewat email, dan topiknya juga tidak jelas. Sayangnya, belum ada cara untuk menghentikan SPAM dan virus komputer tersebut. Banyak perusahaan email gratis mempunyai ‘SPAM filter’ yang menghentikan penerimaan SPAM tetapi filter ini biasanya tidak efektif. Mungkin di masa depan seseorang akan membuat fiter yang efektif tetapi saat ini SPAM dan virus tetap menjadi masalah besar. Namun demikian, manfaat email masih melebihi dampak negatifnya. Bagi mahasiswa TSM, email masih merupakan sarana komunikasi yang tercepat dan tercanggih untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga. Email sudah menjadi pengganti yang baik dari surat biasa (atau dalam ‘bahasa internet’, snail mail) karena email tersebut diterima pada saat dan waktu yang sama dan tidak bisa dibaca oleh orang lain.
Chatting
Internet Relay Chat atau IRC atau sering disebut dengan chat atau chatting adalah forum diskusi online para pengguna internet dengan menggunakan tulisan sebagai alat untuk berdiskusi. IRC ini menyediakan suatu cara untuk berkomunikasi secara langsung dengan orang-orang di seluruh dunia, dan tentu saja, antara mahasiswa. IRC terdiri dari bermacam-macam jaringan server IRC (mesin-mesin untuk menghubungkan pemakai dengan IRC). Para pengguna memiliki suatu program (yang disebut ‘client’) untuk menghubungkan mereka dengan suatu server dari salah satu jaringan IRC tersebut. Server-server ini yang akan mengirimkan informasi dari satu server dan ke server yang lain dalam jaringan yang sama. Saat ini terdapat ribuan grup chatting dalam berbagai bahasa dan topik.
Dari pengamatan hampir seluruhnya mahasiswa yang sering menggunakan internet juga pernah chatting. Program yang sering digunakan untuk chatting ini adalah mIRC atau Yahoo Messenger.
Didalam chatting ini tidak jarang dari mereka melanjutkan hubungannya dari sekedar ngobrol di internet menjadi sebuah pertemuan langsung atau disebut kopdar (Kopi Darat). Bahkan ada juga yang akhirnya menjalin hubungan kekasih setelah mereka sering mengobrol di internet dan kemudian saling bertemu.
brb be right back segera kembai
bbl be back later nanti akan kembali
np no problem tidak apa-apa
lol laughing out loud tertawa terbahak-bahak
asl? age, sex, location? Berapa umurmu? Peremupuan/laki-laki? Dari mana?
Hlo mh hallo #mahasiswa
Join dong Masuklah!
u kul/ker? Kamu kuliah atau kerja?
ce cewek
co Cowok
Tiga atau Lima tahun yang lalu, penggunaan telepon genggam sudah semakin popular di Indonesia, terutama di antara generasi mudah pada umumnya, dan mahasiswa TSM pada khususnya. Dengan menggunakan fasilitas Short Message Service (SMS), bahasa yang digunakan berkembang sebagaimana layaknya ‘bahasa internet’. Kata-kata yang digunakan dalam ber-SMS sering kali disingkat, dan ejaannya tidak baik dan benar pada saat mengirim pesan kepada teman. Memang, mahasiswa yang sering chatting melalui internet juga mempunyai telepon genggam dan menggunakan ‘bahasa internet’ untuk SMSnya. Jadi, ‘bahasa internet’ juga biasa digunakan untuk ber-SMS. Menurut pendapat saya, penggunaan ‘bahasa internet’ atau ‘bahasa chatting’ itu semakin meluas di masyarakat. Mungkin di masa depan, kita akan mengembangkan bahasa yang baru dengan tata bahasa dan istilah-istilah baru.
Sosialisasi penggunaan Internet di Indonesia saat ini bisa dikatakan sangat sukses dibandingkan dengan tahun-tahun lalu, setiap saat bermunculan warung internet (warnet) yang dengan mudahnya didirikan untuk mememuhi kebutuhan masyarakat tentang internet. Akan tetapi masyarakat yang bagaimana yang perlu dan membutuhkan adanya internet ??
Kalau boleh saya berpendapat untuk saat ini kebutuhan adanya internet didominasi para kalangan pelajar mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan SMU dan tidak ketinggalan lagi oleh Mahasiswa. Internet memang ibarat pisau bermata dua. Disatu sisi, teknologi ini bisa bermanfaat apabila digunakan untuk melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat, seperti: mencari bahan-bahan pelajaran sekolah, diskusi mata pelajaran, mencari program beasiswa, konsultasi dengan pakar, belajar jarak jauh, dan mencari metode-metode pengajaran berbasis multimedia. Akan tetapi apakah memang demikian penggunaan internet sepenuhnya bersifat positif ?
Jujur saya katakan hampir semua pengguna Internet, menggunakan layanan Internet tidaklah untuk hal yang positif melainkan untuk hal yang bersifat negatif. Tapi jangan salah sangka dulu, hal negatif tidak hanya tentang pornoaksi dan pornografi semata melainkan tindakan-tindakan kejahatan seperti upaya Hacking Facebook dan Membobol pasword orang lain.
Seperti yang telah disampaikan dalam seminar IT mengenai Dampak Negatif Internet bagi Masyarakat Awam, rata-rata para pengguna internet telah mengalami perubahan penggunaan internet dari Internet Sehat bergeser ke Internet Addictive, diantaranya :
1. Net Gaming
Hampir semua kalangan pengguna internet mengalami kebosanan dalam kegiatan browsing dan mereka beralih ke hal yang lebih memerlukan tantangan dengan sebuah Game. Bahkan hal ini dimanfaatkan perusahaan-perusahaan game online untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam Net Gaming.
2. Cyber sexual Addiction
Inilah hal yang menghantui masyarakat awan di Indonesia saat pertama kali belajar internet dan menggunakan internet. yaitu obsesi untuk melihat, men-download dan memperdagangkan pornografi yang dapat diakses secara bebas di Internet. Ini merupakan satu contoh yang didapat dari internet.
Sssstt.. ternyata anak SD sekarang sudah ngerti yang namanya sex, katanya para penjaga warnet ” yang dicari anak SD bukan gambar binatang melata melainkan gambar xxx “.. mmm siapa ya yang ngajari mereka ??
3. Cyber relational Addiction
Seandainya nomer 1 dan 2 sudah sedikit demi sedikit ditinggalkan karena hal kebosanan, maka Cyber-relational addiction adalah dampak yang akan dialami oleh pengguna internet. Keterlibatan yang berlebihan pada hubungan yang terjalin melalui internet (seperti melalui chat room dan virtual affairs), dan sekarang makin maraknya layanan Social Networking yang telah dikenal dan diikuti hampir semua pengguna internet di Indonesia. Contoh kecil saja seperti Facebook, Twitter, Koprol atau bahkan Digli.
4. Blogging Addiction
Hampir semua yang Anda lihat di Internet merupakan kumpulan Website atau situs dan barangkali Anda lebih sering menyebutnya sebagai sebuah kumpulan Blog. Ada kalangan tertentu yang berupaya menginginkan sebuah blog pribadi yang dapat digunakan untuk bersosial samapi mencari Brand Image. Dan sekarang hal demikian sudah mudah dicapai oleh para pengguna Internet dalam pembuatan Blog. Dari tujuan pertama untuk sebuah Branding, Blog sekarang sudah bisa dimanfaatkan untuk ladang usaha dalam pencarian rejeki. Dan inilah yang mengakibatkan seorang kecanduan dalam penggunaan Internet.
Dari keempat hal diatas barangkali Anda juga mengalami entah satu, dua atau tiga lebih-lebih semunya tetapi yang pasti Internet adalah sebuah media yang dapat memberikan kita manfaat dan juga kerugian. Tinggal bagaimana kita menggunakannya.
Diantara manfaat yang dapat diperoleh adalah penggunaan perangkat lunak pendidikan seperti program-program pengetahuan dasar membaca, berhitung, sejarah, geografi, dan sebagainya. Tambahan pula, kini perangkat pendidikan ini kini juga diramu dengan unsur hiburan (entertainment) yang sesuai dengan materi, sehingga anak semakin suka.
Manfaat lain bisa diperoleh anak lewat program aplikasi berbentuk games yang umumnya dirancang untuk tujuan permainan dan tidak secara khusus diberi muatan pendidikan tertentu. Beberapa aplikasi games dapat berupa petualangan, pengaturan strategi, simulasi, dan bermain peran (role-play).
Dalam kaitan ini, komputer dalam proses belajar, akan melahirkan suasana yang menyenangkan bagi anak. Gambar-gambar dan suara yang muncul juga membuat anak tidak cepat bosan, sehingga dapat merangsang anak mengetahui lebih jauh lagi. Sisi baiknya, anak dapat menjadi lebih tekun dan terpicu untuk belajar berkonsentrasi.
Namun, sisi mudhorot penggunaan komputer tak juga bisa diabaikan. Salah satunya adalah dari kemungkinan anak, kemungkinan besar tanpa sepengetahuan orangtua, ‘mengkonsumsi’ games yang menonjolkan unsur-unsur seperti kekerasan dan agresivitas. Banyak pakar pendidikan mensinyalir bahwa games beraroma kekerasan dan agresi ini adalah pemicu munculnya perilaku-perilaku agresif dan sadistis pada diri anak.
Akses negatif lewat internet Pengaruh negatif lain adalah terbukanya akses negatif anak dari penggunaan internet. Mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet.
Melalui internetlah berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa penghalang. Nina mengungkapkan sebuah studi yang menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di Canada sering menerima pesan yang berisi muatan seks, tawaran seks, saat tengah berselancar di internet.
Cegah kecanduan Pengaruh negatif lain bagi anak adalah kecendrungan munculnya ‘kecanduan’ anak pada komputer. Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi malas menulis, menggambar atau pun melakukan aktivitas sosial.
Kecanduan bermain komputer bisa terjadi terutama karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan bermain komputer. Seharusnya, orangtua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal waktu bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain komputer sepulang sekolah setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu yang lebih longgar dapat diberikan pada hari libur. Pengaturan waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik.
Peran penting orangtua menimbang untung ruginya mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya memang amat tergantung pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan mengawasi anak saat bermain komputer. Karenanya, kepada semua orangtua,
Pertama, berikan kesempatan pada anak untuk belajar dan berinteraksi dengan komputer sejak dini. Apalagi mengingat penggunaan komputer adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari pada saat ini dan masa yang akan datang.
Kedua, perhatikan bahwa komputer juga punya efek-efek tertentu, termasuk pada fisik seseorang. Karena perhatikan juga amsalah tata ruang dan pencahayaan. Cahaya yang terlalu terang dan jarak pandangan terlalu dekat dapat mengganggu indera penglihatan anak.
Ketiga, pilihlah perangkat lunak tertentu yang memang ditujukan untuk anak-anak. Sekalipun yang dipilih merupakan program edutainment ataupun games, sesuaikan selalu dengan usia dan kemampuan anak.
Keempat, perhatikan keamanan anak saat bermain komputer dari bahaya listrik. Jangan sampai terjadi konsleting atau kemungkinan kesetrum terkena bagian tertentu dari badan Central Processing Unit (CPU) komputer.
Kelima, carikan anak meja atau kursi yang ergonomis (sesuai dengan bentuk dan ukuran tubuh anak), yang nyaman bagi anak sehingga anak dapat memakainya dengan mudah. Jangan sampai mousenya terlalu tinggi, atau kepala harus mendongak yang dapat menyebabkan kelelahan. Alat kerja yang tidak ergonomis juga tidak baik bagi anatomi anak untuk jangka panjang.
Keenam, bermain komputer bukan satu-satunya kegiatan bagi anak. Jangan sampai anak kehilangan kegiatan yang bersifat sosial bersama teman-teman karena terlalu asik bermain komputer.













DAFTAR PUSTAKA
www.whandi.net
http://yudakuyudz.wordpress.com/2008/03/19/dampak-positif-dan-negatif-akibat-perkembangan-teknologi-internet/
http://yayang08.wordpress.com/2008/05/07/dampak-internet-bagi-pelajar/
http://info.balitacerdas.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=33
http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Canda&id=122563
http://www.stietrisakti.ac.id/forum/forum_posts.asp?TID=1

Selasa, 09 Februari 2010

Senin, 11 Januari 2010

Minggu, 03 Januari 2010

BIOGRAFI

BIOGRAFI
Deni Ali Usman, Ya itulah nama yang diberikan oleh orang tuaku kepadaku 20 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 08 Februari 1989. Aku lahir disebuah kabupaten di jawa timur bagian timur lebih tepatnya Banyuwangi, Kabupaten yang memiliki wilayah terbesar dijawa timur. Lahir dari rahim seorang ibu yang penuh kasih yang bernama sukarmi, lahir sebagai anak ke tiga dari tiga bersaudara. Bapakku bernama Mad rudin, seorang buruh tani yang begitu aku kagumi, sifatnya yang penyabar membuat aku dan saudara-saudaraku sangat menghormati beliau. Lahir sebagai keluarga yang pas pasan membuatku banyak diajarkan akan kehidupan oleh bapakku, aku sudah bekerja sejak aku duduk di bangku kelas 4 SD, aku bekerja apa saja asalkan bisa membantu orang tua.
Tahun 1995 aku masuk di bangku sekolah dasar, aku tidak pernah jadi juara kelas, akan tetapi meskipun tidak pernah jadi juara kelas aku tetap lulus dengan nilai yang baik. Pada tahun 2001 aku lulus dari bangku sekolah dasar dan mengenyam pendidikan SLTP, meskipun saat itu biaya SPP aku rasa sangat mahal aku tetap bisa melanjutkan sekolahku, ya meskipun pernah hampir tidak lulus ujian gara-gara belum bisa Lunasi tunggakan SPP, dan pada 2004 aku lulus dari SLTP dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA dan lulus pada tahun 2007.
Setelah lulus dari SMA aku langsung meninggalkan tanah kelahirnku, Aku berangkat ke sebuah kota pendidikan yaitu Kota Malng. Pada dasar aku pergi ke Malang untuk mencari kerja, akan tetapi setelah mendapat desakan dari jiwa yang masih ingin mengenyam bangku sekolah aku coba untuk mendaftar kuliah, Lantas aku coba mendaftarkan diriku di Sebuah perguruan negeri di kota Malang yaitu Politeknik Negeri Malang, Awal kuliah Sangat mengasikkan, akan tetapi setelah satu semester aku sudah di DO, bukan karna absensiku yang melambung tinggi akan tetapi aku tak bisa bayar uang semester.
Dan akhirnya aku coba untuk bekerja lagi, dan pada tahun 2009 Aku berhenti bekerja karna aku ingin mencoba kuliah lagi, Aku coba ikut Test SPMB di sebuah Universitas terkemuka di kota Malang yaitu Dan daripada aku tidak kuliah Aku ikut test SBrawijaya, akan tetapi sungguh sayang aku tidak diterima karna waktu itu Hukum adalah prioritas utamaku. Dan karna Keinginan untuk bisa kuliah di Fakultas hukum Akhirnya aku ikut ujian SPMK, tapi tetap saja hasilnya sama, aku tidak masuk fakultas hukum, Akan tetapi aku diteri di fakultas peternakan, dan daripada aku tidak kuliah ya sudah aku ambil saja fakultas peternakan sebagai pilihan terakirku.
Harapan pasca kuliah aku hanya ingin menerapkan ilmu yang aku dapatkan di bangku kuliah untuk masyarakat di desaku, karna aku rasa aku sangat di butuhkan didesaku, sudah hanya itu yang aku harapkan setelah lulus dari Universitas Brawijaya fakultas peternakan.

Makalah Bahasa indonesia tentang Rumen

Pendahuluan

Ternak ruminansia sebagai penghasil produk ternak (daging, susu Dan sebagainya.) yang sangat berguna bagi manusia tentu memiliki keterbatasan dalam tingkat produksinya. Namun demikian manusia selalu berusaha dengan segala upaya untuk meningkatkan produksinya lagi. Terlebih untuk negara Indonesia sebagai negara tropis-agraris, dimana kuantitas dan kualitas rumput sangat terbatas namun limbah pertanian yang kualitasnya rendah sangat melimpah maka fenomena nilai konsumsi (VFI) dan kecernaan pakan menjadi rendah yang pada gilirannya produktifitas ternak menjadi sangat terbatas. Kemampuan rumen dalam melakukan fermentasi akan bekerja maksimum dan akan menghasilkan produk ternak melebihi seperti yang kita harapkan apabila kita mampu memadukan pakan atau istilahnya memanipulasi pakan sedemikian rupa. Tujuan utama manipulasi fermentasi rumen adalah segala upaya mengubah fermentasi di ruangan rumen sedemikian rupa sehingga efisiensi konversi pakan pada ternak ruminansia meningkat. Semakin rendah rasio konversi pakan semakin efisien pakan tersebut, namun perlu diketahui bahwasanya peningkatan pertambahan bobot badan tanpa adanya perubahan konsumsi sebagaimana pula tidak berubahnya pertambahan bobot badan dengan menurunnya konsumsi pakan bisa dikatakan bahwa rasio konversi pakan menurun dus pakan semakin efisien.
Manipulasi fermentasi rumen juga termasuk berbagai upaya untuk mengubah fermentasi sedemikian rupa sehingga kualitas produk ternak relatif berubah. Contoh : apabila konsumen susu menghendaki susu low fat, maka manipulasi fermentasi rumen mungkin menjadi sebuah upaya untuk memperbaiki kualitas susu low fat tanpa mementingkan bertambahnya produksi susu. Manipulasi juga meliputi tujuan-tujuan yang sangat spesifik yang secara langsung tidak harus berkenaan dengan produktifitas. Sebagai contoh manipulasi yang bersifat detoksifikasi terhadap zat-zat yang terdapat dalam pakan yang bersifat toksin.
Secara garis besar ada 3 metode dalam memanipulasi proses-proses yang terjadi di dalam rumen, yakni meliputi:
1. Penghambatan proses-proses tertentu yang terjadi di dalam rumen (selektif),
2. Pengaktifan proses-proses yang tidak berlangsung secara maksimal dan;
3. Proteksi komponen-komponen pakan tertentu sehingga bisa lolos dari rumen tanpa ada perubahan (lihat Tabel 1).

Tabel 1. Manipulasi fermentasi rumen
Tujuan 1. Secara umum, meningkatkan produktifitas ternak
2. Pengendalian untuk mengubah kualitas produk ternak
3. Tujuan khusus, kadang-kadang untuk memperbaiki kondisi patologis
Metode 1. Penghambatan proses-proses tertentu yang terjadi dalam rumen
2. Pengaktifan proses-proses tertentu dalam rumen
3. Proteksi zat-zat utama dalam pakan

1. Penghambatan proses-proses tertentu dalam rumen
a. Penghambatan Proses Proteolisis
Kualitas pakan ternak ruminansia ditentukan oleh proporsi protein pakan yang masuk saluran pencernaan pasca rumen untuk diserap dan digunakan untuk sintesis jaringan. Proses pencernaan protein dalam rumen adalah proses pemecahan protein oleh mikroba (proses proteolisis) yang selanjutnya digunakan oleh mikoba untuk sintesis protein tubuh mikroba, proses ini membutuhkan sejumlah besar energi. Sebagaimana diketahui beberapa protein pakan mempunyai nilai biologis yang rendah dan perombakannya untuk sintesa ulang protein mikroba rumen bersifat sangat berguna dan menarik. Namun demikian sejumlah besar protein dalam banyak hijauan banyak yang berupa enzim yang mengandung sejumlah besar asam amino esensial dimana, protein ini dapat dirombak oleh enzim-enzim dalam saluran pencernaan ternak dan bisa digunakan oleh ternak, dan sangat disayangkan apabila protein ini terbuang percuma terkonversi menjadi tubuh mikroba. Usaha-usaha dalam penghambatan proses proteolisis telah banyak dilakukan. Inhibitor-inhibitor khusus dari enzim protein tetap ada, tetapi substansi-substansi ini umumnya bersifat toksin dan tidak mungkin semuanya berguna dalam penghambatan proteolisis dalam rumen. Umumnya upaya-upaya yang sejauh ini dibuat untuk menurunkan tingkat proteolisis dalam rumen terbatas pada proteksi protein secara kimiawi atau fisik, namun ada bukti bahwa beberapa aditif seperti monensin dapat menurunkan perombakan protein rumen (Bergen dan Bates, 1984).
Monensin yang juga sebagai propionate enhancer bila diberikan sampai 33 ppm dilaporkan tidak terjadi penurunan populasi mikroorganisme selulolitik, populasi total bakteri dan protozoa pada sapi jantan kebiri yang diberi ransum hijauan. Monensin atau disebut pula rumensin telah lama digunakan secara komersial di dalam ransum ruminansia di Amerika atau negara lain, sejak dinyatakan aman pada tahun 1975. Dari serangkaian uji coba pada sapi, pemberian monensin telah dapat disimpulkan berpengaruh terhadap peningkatan pertambahan bobot badan dan penurunan konsumsi pakan (Tabel.22).

Tabel 2. Rataan penampilan sapi yang diberi pakan tanpa dan mengandung monensin (Goodrich et al., 1984).

VARIABEL
KONTROL

MONENSIN
ME pakan (M cal/kg BK) 2.98 2.98
Monensin (mg/hr) - 246
Konsumsi pkn (kg BK) 8.27 7.73
PBB (kg) 1.09 1.10
Pakan/100 kg PBB (kg BK) 869 743

.
Dalam hal kecernaan pakan, dilaporkan bahwa pemberian 1g/ml akan menghentikan pencernaan jerami (Henderson, 1981) sehingga pemberian monensin pada ransum yang terdiri sebagian besar atas limbah pertanian harus seminimal mungkin untuk menghindari pengaruh negatif terhadap kecernaan pakan.
Pemberian antibiotika dalam ransum seperti neomycin, chloramphenicol, penicilin dan streptomycin sudah lama dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pakan. Secara umum pengaruh antibiotika tersebut adalah sebagai protease inhibitor. Penggunaan antibiotika dalam ransum ruminansia hanya terdapat di negara maju dan kini berangsur-angsur ditingggalkan karena selain mahal dan mempunyai pengaruh negatif terhadap ketebalan lapisan mukosa/alat pencernaan, sehingga disamping penyerapan nutrisi lebih baik, ternak menjadi sensitif terhadap penyakit atau lebih kebal terhadap jenis-jenis penyakit tertentu.

b. Penghambatan Proses Produksi Metan
Antara 6 – 10% energi dalam pakan ternak ruminansia diubah menjadi metan, yang teruktasi dan hilang karena aktifitas ternak. Dalam konteks yang lebih nyata, energi yang terkandung dalam metan yang dihasilkan oleh kurang lebih 12 ekor sapi per hari, telah memadai untuk menyediakan kebutuhan gas untuk satu rumah tangga (Czerkawski, 1969). Di Inggris terdapat populasi domba lebih dari 30 juta ekor dan 12 juta ekor sapi dan sebagaimana digambarkan oleh harga pada tahun 1980, biaya pakan per tahun yang hilang dalam bentuk metan berkisar antara 300 – 350 juta poundsterling. Di beberapa negara, yang populasi domba dan sapinya lebih besar daripada populasi manusia (Czerkawski, 1969) secara jelas ternak ruminansia mempunyai kontribusi ekonomi bagi negara-negara ini. Secara nyata biaya pakan yang terbuang dalam bentuk metan sangatl besar, didalam skala dunia (seperti terlihat pada harga tahun 1980), di luar negara Rusia, China dan Afrika, biaya ini telah menembus di atas 15 juta poundsterling yang menguap ke atmosfer setiap tahun. Angka-angka ini mungkin saja mencapai dua kali lipat dan oleh karena itu penghambatan produksi metan yang hanya 10 % itu akan sangat berarti.
Bagaimana sebenarnya proses methanogenesis berperan dalam fermentasi rumen dan kemungkinan pengaruhnya pada hasil-hasil fermentasi? Kita telah mempelajari bahwa bakteri (bakteri methan) yang berperan dalam proses methanoienesis memanfaatkan hidrogen yang pada kondisi normal dihasilkan dalam rumen. Kita juga telah memahami bahwa 1 mol CH4 dihasilkan dari setiap 4 mol H2 yang digunakan. Bisa dikatakan bahwa bakteri metan menggunakan energi bebas dari produksi metan untuk pertumbuhannya dan oleh karenanya mikroorganisme ini memberi kontribusi dalam hal jumlah total mikroba rumen. Selanjutnya, kontribusi bakteri metan kemungkinan besar juga menghasilkan vitamin khususnya vitamin B12. Hasil penellitian menunjukkan bahwa ada kemungkinan untuk menghambat produksi gas metan pada domba yang tanpa memberikan efek samping yang serius terhadap efisiensi fermentasi rumen dengan cara penambahan asam lemak tak jenuh rantai panjang pada pakan (Czerkawski et al., 1966a,b,c), atau dengan cara penambahan sejumlah kecil polyhalogen, senyawa yang mirip metan (Czerkawski and Breekenridge, 1975a,b). Sejumlah besar eksperimen juga telah menunjukkan bahwa ketika produksi metan dihambat, tidak dijumpai akumulasi hidrogen atau akumulasi itu jauh lebih sedikit daripada yang diharapkan dari stoikiometri fermentasi. Oleh karena itu disimpulkan bahwa sistem mikroba dari rumen dapat disesuaikan lagi dalam pola tertentu dimana hidrogen yang tidak digunakan dalam proses methanogenesis dialihkan ke jalur lainnya. Tujuan utama dari kerja ini adalah untuk memastikan apakah alternatif penggunaan hidrogen metabolis bisa menyebabkan peningkatan efisiensi fermentasi rumen. Seringkali penghambatan produksi metan berakibat pada peningkatan rasio kadar asam propionat dan asetat dalam cairan rumen. Kemungkinan ini dikarenakan meningkatnya produksi atau kurangnya pemanfaatan asam propionat dalam rumen atau karena meningkatnya pemanfaatan asam asetat. Kedua kemungkinan ini masuk akal. Pertama, jumlah keterlibatan vitamin B12 baik dalam produksi metan maupun metabolisme asam propionat dan kedua karena kemungkinan meningkatnya sintesa lemak dari asetat ketika terdapat kelebihan hidrogen.
Selanjutnya, kita harus mempertimbangkan kontribusi bakteri metan untuk sintesa mikroba rumen. Bakteri metan menghasilkan metan dengan cepat (sekitar 500 kali dari volume sel tubuhnya per menit), tetapi konribusinya terhadap total massa mikroba dalam rumen sangat kecil. Jumlah bakteri methanogenesis tidak lebih dari 2-3% total populasi bakteri penting dalam rumen. Pendapat lain mengatakan populasi bakteri metan relatif kecil dan diragukan apakah kontribusi mereka lebih dari 1% dari total massa mikroba yang tersedia untuk ternak dimana mereka hidup. Jadi, pemusnahan bakteri metan bukanlah hal yang serius bagi ruminansia dengan pakan yang seimbang, dan juga hal ini bisa dikompensasi dengan baik melalui peningkatan sintesa massa mikroba dari spesies yang lainnya yang akan memenggantikan posisi bakteri metanogenesis.
Hasil penelitian telah dilaporkan oleh Trei et al. (1971) dalam penghambatan produksi gas metan dengan menggunakan hemiacetyl chlorohydrin dan pati sebagai pakan aditif dalam pakan domba. Polyhalogen yang mirip dengan metan (misalnya: chloroform) adalah juga inhibitor produksi metan yang sangat kuat. Senyawa lain diantaranya adalah trichloroethyladipate, mempunyai beberapa sifat yang menarik dalam penghambatan aktifitas bakteri metanogenik. Bahan ini adalah bubuk, bisa larut dalam pelarut lemak dan sedikit larut dalam air. Dengan demikian akan memudahkan untuk mencampurkannya dengan pakan petet atau masih atau cukup menyemprotkannya ke pastura. Penghambatan produksi metan hampir selalu meningkatkan rasio propionat dengan asam asetat dan tentunya hal ini berimplikasi pada peningkatan produksi asam propionat (senyawa glukogenik).
. Namun demikian banyak laporan yang menunjukkan bahwa penggunaan methane inhibitor akan meningkatkan proporsi asam propionat dan menekan asam asetat serta konsentrasi VFA total yang dihasilkan di dalam rumen (Thomas dan Rook, 1977). Penggunaan methane inhibitor juga akan menurunkan kecernaan selulosa karena pertumbuhan mikroorganisme selulotik menjadi terhambat oleh hidrogen (Hume, 1970 yang dikutip oleh Chalupa, 1977).

c. Penghambatan Proses Biohidrogenasi
Hijauan sebagai pakan utama ternak ruminansia banyak mengandung asam lemak rantai panjang yang merupakan asam lemak tidak jenuh (unsaturated). Sebagai contoh, jumlah asam lemak tidak jenuh linolenat pada rumput kadarnya di atas 60% dari total asam lemak. Demikian juga trigliserida pada beberapa biji-bijian terdiri dari sejumlah besar asam lenoleat. Asam-asam lemak tak jenuh ini akan mengalami proses biohidrogenasi (oleh mikroba rumen) di dalam rumen, dan hasil akhirnya berupa asam stearat yang merupakan asam lemak jenuh. Alur hidrogenasi melibatkan kesetimbangan antara isomer-isomer cis- dengan trans- dan karena senyawa yang terakhir lebih stabil dibanding yang pertama, mereka cenderung menumpuk dan hidrogenasi tidak sempurna. Senyawa yang cenderung untuk berakumulasi umumnya asam monoenoic-trans-11-C18.
Ditinjau dari segi kesehatan manusia, proses biohidrogenasi asam lemak poliunsaturated dalam rumen tidak diinginkan, karena produk ternak yang banyak mengandung asam lemak jenuh memiliki resiko pada kesehatan manusia. Desaturasi jaringan tubuh hewan dapat mengubah asam stearat hingga menjadi asam monoenoic (asam oleat). Asam dienoic, lenoleat, memberikan peningkatan pada asam arakidonat dalam jaringan tubuh hewan, dan karena asam lenoleat tidak dapat disintesa oleh tubuh hewan, maka harus dipasok dari pakan - sebaliknya jika tidak sempurna hidrogenasinya dapat menciptakan defisiensi asam lemak esensial. Gabungan asam lenoleat yang sangat selektif yang lolos dari hidrogenasi pada ternak ruminansia dewasa (Noble, 1984) menjamin pasokan asam esensial yang memadai.
Asam lemak dalam lemak susu dan jaringan tubuh sebagian besar ditentukan oleh asam lemak yang diabsorbsi ternak ruminansia. Oleh karena itu, asam lemak dalam jaringan tubuh ruminansia dan lemak susu cenderung lebih jenuh daripada hewan lainnya. Ada korelasi negatif antara jumlah asam lemak jenuh yang dikonsumsi manusia dengan kasus atherosklerosis. Ini adalah alasan yang lain mengapa biohidrogenasi asam lemak pakan di dalam rumen dianggap sebagai sesuatu yang tidak diinginkan. Belum banyak upaya yang dibuat untuk menghambat hidrogenasi asam lemak poliunsaturated dalam rumen. Karena sejumlah besar asam lemak pada tanaman dalam bentuk trigliserida dan secara nyata tidak ada hidrogenasi kecuali asam lemak yang tidak teresterifikasi. Oleh karena itu sedang diupayakan untuk berspekulasi bahwa inhibitor khusus dari lipase, ketika ditambahkan ke dalam pakan, kemungkinan besar menghambat hidrogenasi. Inhibitor semacam itu harus yang tidak stabil dalam kondisi asam, sebut saja pada pH kurang dari 3, dengan demikian setelah melewati abomasum inhibitor itu akan dilumpuhkan dan tidak akan mengganggu absorbsi lemak dan metabolisme dalam tubuh ternak tersebut.

d. Penghambatan Proses yang lain
Upaya-upaya lain telah dibuat untuk menghambat urease atau aktifitas deaminasi dalam rumen (Voigt et al., 1980; Horton, 1980), tetapi masih ada beberapa hal yang meragukan tentang keuntungannya. Penggunaan urease inhibitor akan menyebabkan NH3 menjadi lebih tersedia oleh mikroba untuk sintesis protein mikroba pada waktu/ laju yang sesuai dengan kemampuan/ kebutuhan mikroba (Chalupa, 1977; Bergen, 1979). Salah satu urease inhibitor adalah asam asetohidroksamit yang menurunkan NH3-N dan meningkatkan retensi N pada domba (Steeter et al., 1969).

2. Pengaktifan proses-proses tertentu dalam rumen
a. Pengendalian Pola Fermentasi
Secara umum, hijauan pakan ternak merupakan bahan pakan yang dalam fermentasinya dalam rumen banyak menghasilkan asam asetat dan gas methan, sedangkan konsentrat banyak menghasilkan propionat dan relatif sedikit gas methan. Tingkat produksi relatif asam propionat terlihat sebagai sebuah fungsi dari ketersediaan karbohidrat. Sebagai contoh, ketika sejumlah kecil glukosa berisotop ditambahkan ke isi rumen, sebagian besar radioaktif tampak pada asam asetat, tetapi ketika sejumlah besar glukosa berisotop, dan kondisinya tetap dibuat sama, sejumlah besar asam propionat dijumpai (Walker dan Monk, 1971). Prosedur ini analog dengan pemberian pakan hijauan (sellulose) dan konsentrat (pati) pada hewan. Kita telah mengetahui bagaimana fermentasi propionat atau asetat bisa mempengaruhi metabolisme dalam tubuh hewan, dan secara jelas pemilihan jenis pakan, dengan faktor pembatasnya, bisa memungkinkan kita untuk mengendalikan produktifitas. Fermentasi utama pakan hijauan atau konsentrat telah dibandingkan di Ruistec (Czerkawski dan Breekenridge, 1977) dan beberapa hasil terangkum dalam Tabel 2. Dengan jelas hasil menunjukkan bahwa daya cerna pakan konsentrat lebih besar daripada hay. Meskipun produksi metan per hari sama pada kedua pakan itu, jumlah metan yang diproduksi per unit BK tercerna secara signifikan lebih besar pada pakan hijauan daripada konsentrat. Jelasnya pakan konsentrat menyebabkan produksi asetat lebih rendah dan produksi butirat serta asam C5 meningkat, namun produksi propionat mirip pada kedua pakan. Output propionat per hari dari pakan konsentrat lebih besar dari pada pakan hijauan (20%) dan kita harus ekstra hati-hati tentang satuan dan contoh pemaparan hasil. Dalam konteks produktifitas, penghitungan produksi propionat per unit jumlah pakan yang dicerna lebih bernilai. Situasi itu dirancukan dengan kebiasaan melaporkan data VFA sebagai proporsi mol dari konsentrasi VFA total; dalam hal ini produksi propionat akan tampil kembali jauh lebih besar pada pakan konsentrat daripada pakan hijauan.

Sifat pakan secara fisik bisa juga berpengaruh terhadap pola fermentasi. Pakan yang digiling lembut sebagian akan lolos dari fermentasi dan sebagian lain akan dengan lebih mudah diserang oleh mikroorganisme. Dalam hal ini, jumlah mikroorganisme tertentu dalam rumen akan lebih sedikit dan banyak mikroorganisme yang hilang dengan pakan yang digiling. Keadaan ini jelas memberikan kontribusi bagi perubahan-perubahan pola fermentasi yang perubahan-perubahan ini kemungkinan tidak menguntungkan.

Tabel 2. Output metan dan VFA dari pakan hijauan dan konsentrat (Konsentrat : hay, 8 : 2) selama inkubasi dengan teknik rumen simulasi (RUSITEC, Czerkawski and Breekenridge, 1977). Output digambarkan per unit BK tercerna.


Tabung 1
Tabung 2

Periode (hr)
Kecernaan BK (g/g)
Metan (mol/kg)
VFA (mol/kg) :
- asetat
- propionat
- butirat
- asam C5

4-15 (H)
0.54 + 0.01
1.68 + 0.07

5.03 + 0.14
1.13 + 0.04
0.56 + 0.02
0.21 + 0.01
24-35 (K)
0.71 + 0.01
1.42 + 0.08

3.33 + 0.11
1.11 + 0.03
0.99 + 0.03
0.45 + 0.02
4-15 (K)
0.73 + 0.02
1.42 + 0.08

3.24 + 0.14
1.06 + 0.04
0.79 + 0.03
0.35 + 0.02
24-35 (H)
0.56 + 0.01
1.70 + 0.04

4.90 + 0.11
1.22 + 0.04
0.60 + 0.01
0.28 + 0.02

Pakan dipertukarkan, tanpa pembatasan pada hari ke 16 penelitian.
(H) = hay; (K) = konsentrat

Pemrosesan hijauan kaya serat telah lama dilakukan sebagai upaya untuk manipulasi fermentasi rumen. Metode umum yang digunakan dalam pemrosesan adalah : penggilingan, pemotongan dan pembuatan pellet. Penggilingan dimaksudkan agar luas permukaan semakin besar agar mikroba mudah untuk menyerang bagian tersebut. Konsumsi pakan yang digiling umumnya akan meningkat karena pakan berpartikel kecil akan dapat segera keluar dari retikulo-rumen. Sayangnya hal ini akan berakibat negatif terhadap kecernaan yaitu kecernaan menurun sebagai konsekuensi waktu tinggal di dalam rumen yang singkat, sehingga tidak cukup waktu bagi mikroba umntuk melakukan fermentasi (Orskov, 1975 ; Thomas dan Rook, 1977). Penggilingan tidak selalu menurunkan kecernaan, karena laporan Smith danand Broter (1977) menyebutkan bahwa penggilingan hanya mempunyai pengaruh menurunkan keceranaan apabila kandungan protein ransum rendah. Sedangkan apabila kandungan protein ransum tinggi hal ini tidak akan terjadi.
Cara lain untuk prosesing adalah dengan menggunakan uap untuk ekstraksi. Dengan cara lain bahan kaya akan ligno-selulosa akan dipisahkan menjadi dua senyawa pokok yang bermanfaat yaitu serat yang dapat dimakan dan ekstrak hemiselulosa dengan kandungan lignin rendah dan tinggi kandungan xilose. Cara ini digunakan oleh Puls dan Dietrichs (1981) untuk memperlakukan kulit ari oat yang mengandung 10 persen lignin menjadi dapat dicerna seluruhnya oleh ruminant. Prinsip dasar proses ini adalah memperlakukan bahan yang akan digunakan dengan mengalirkan uap jenuh pada suhu antara 1700C dan 2000C untuk beberapa menit dan dilanjutkan dengan proses pengambilan serat (defiberizing) dalam air panas melalui perluasan atau dalam refiner. Material yang diperoleh kemudian diekstraksi dengan air. Peningkatan kecernaan bahan pakan akibat perlakuan ini rata-rata 90 persen, bahkan untuk bahan-bahan tertentu seperti limbah kayu berupa aspen, kecernaan meningkat dari 6 persen menjadi 65 persen (Puls dan Dietrichs, 1981).
Bahan lain yang dapat merubah pola fermentasi dalam rumen dalam hal ini dapat meningkatkan produksi propionat adalah 1-2-propanediol sebagai suatu pakan aditif dalam pakan ruminansia. Bahan ini juga dapat digunakan sebagai agen antiketosis (Waldo dan Schultz, 1960). Ditunjukkan (Clapperton dan Czerkawski, 1972) bahwa penambahan propanediol ke dalam pakan domba disamping secara konsisten menghambat produksi metan tetapi juga dapat meningkatkan kadar asam propionat dalam rumen. Investigasi secara in vitro telah menunjukkan (Czerkawski dan Breekenridge, 1973; Czerkawski et al.,1984) bahwa propanediol diubah sebagian menjadi n-propanol dan sebagiannya lagi menjadi asam propionat (reaksi redoks simultaneous) serta juga diubah menjadi 2-metil-asam butirat (menggunakan ”pool” asetat). Penghitungan secara stoikiometri reaksi itu menunjukkan bahwa konversi propanediol menjadi asam propionat akan meneyebabkan pelepasan hidrogen, sementara konversi propanediol menjadi n-propanol membutuhkan hidrogen. Karena n-propanol secara lambat diubah menjadi asam propionat oleh mikroorganisme rumen, maka terjadi peningkatan secara menyeluruh dalam hal produksi asam propionat tanpa ada pengaruh terhadap pencernaan sellulose, namun beberapa penurunan dalam hal produksi bersih asam asetat.
b. Peningkatan sintesa mikroba
Sintesa mikroba khususnya protein mikroba, sangat penting dan banyak upaya telah dilakukan guna meningkatkan proses ini secara efisien. Sintesa protein mikroba tergantung pada ketersediaan energi dan tentu juga nitrogen. Oleh karena itu, agar sintesa mikroba maksimal maka baik energi maupun nitrogen harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Meskipun demikian, keberadaan keduanya dalam pakan sering tidak menjamin ketersediaannya bagi mikroorganisme. Hijauan tua yang kaya karbohidrat selulosa dan banyak mengandung lignin, di dalam rumen membuat bentuk ikatan yang sulit dirombak dan sedikit dalam menyediakan energi (VFA). Demikian juga pasokan nitrogen dalam pakan tidak selalu menjamin akan adanya nitrogen yang cukup dalam rumen. Dengan kata lain, pakan yang berkalori tinggi tidak sama dengan pakan berenergi tinggi, demikian juga nitrogen bisa dalam bentuk protein yang tidak bisa larut sehingga tidak dapat diserang oleh mikroorganisme. Sebagai contoh, zein, yang merupakan protein jagung adalah jenis protein yang sangat tidak mudah larut dalam rumen dan sebagian besar lolos dari fermentasi rumen. Ikatan yang sangat kuat antara protein tidak larut dengan zat-zat matriks bisa merupakan pembatas yang serius terhadap proteolisis dan keterbatasan pemanfaatan sumber nitrogen tersebut oleh mikroorganisme. Penggunaan NPN telah menarik perhatian selama beberapa tahun ini, namun sebagaimana kita ketahui, prosedurnya tidaklah mudah untuk dikendalikan. Upaya –upaya untuk menciptakan pasokan nitrogen yang siap tersedia meliputi pemberian pakan, berbagai jumlah garam dan senyawa-senyawa nitrogen lainnya biuret (urea – isobutylidene; Voigt et al., 1981). Mungkin saja protein yang mudah larut tersedia untuk populasi mikroba yang tidak tepat dan banyaknya protein yang tidak mudah larut tidak tersedia bagi mikroorganisme yang kebanyakan membutuhkannya (mikroorganisme yang mencerna serat kasar).
Urea merupakan senyawa NPN yang sering digunakan sebagai pemasok sumber N bagi ruminansia. Kelemahan urea sebagai pakan ternak ruminansia adalah terlalu cepat mengalami hidrolisa di dalam rumen karena adanya konsentrasi urease yang dihasilkan mikroba cukup tinggi, sehingga seringkali NH3 hasil hidrolisa urea menjadi terakumulasi di dalam rumen dan diserap ke dalam pembuluh darah yang apabila tidak dapat diubah menjadi urea oleh hati akan menimbulkan keracunan. Senyawa lain yang digunakan untuk mengganti urea adalah biuret dan starea (Bartley dan Deyoe, 1977; Thomas and Rook, 1977). Biuret mempunyai keunggulan dibandingkan dengan urea dalam hal lambat dihidrolisis, lebih palatable, kurang beracun. Sayangnya harga biuret lebih mahal dari urea dan tidak diijinkan di Amerika untuk diberikan pada sapi perah yang menghasilkan susu untuk manusia. Starea merupakan gabungan antara pati (starch) dan urea yang diproses sedemikian rupa untuk mencukupi enersi pada mikroba rumen pada waktu yang sama dengan pelepasan amonia dari urea (Bartley dan Deyoe, 1977).
Tidak semua protein mikroba dapat dicerna oleh ternak. Protein pada dinding sel mikroba resisten terhadap pencernaan di bagian bawah perut dan sebagian besar dikeluarkan dalam bentuk feses. Hanya lemak mikroba saja yang dapat dicerna dan dimanfaatkan oleh ternak tersebut.

3. Proteksi zat makanan bahan pakan
Alasan di balik upaya-upaya untuk melindungi beberapa kandungan bahan pakan adalah sebagai berikut: Beberapa kandungan bahan pakan seperti karbohidrat, protein, atau lemak, didegradasi atau diubah dalam rumen, dengan demikian mengapa tidak diproteksi dari serangan mikrobiota dan pada saat yang sama membuatnya tersedia bagi kebutuhan ternak? Kemungkinan untuk memproteksi protein adalah menggunakan beberapa prosedur-perlakuan seperti pemanasan, modifikasi secara kimiawi, penghambatan aktifitas proteolitik, dan protein yang terlindungi secara alami (dengan menggunakan condensed tannin) .
Sebagai contoh, protein dapat diberi perlakuan dengan formaldehid, yang membentuk ikatan silang dengan kelompok amino dan menyebabkan protein kurang rentan terhadap serangan mikroba . Ada pula prosedur untuk melindungi karbohidrat dan lemak, seperti asam lemak tak jenuh. Prosedur ini sebaiknya tidak dilakukan dengan cara tebang pilih karena bisa mengalahkan tujuan utama rumen – yaitu pencernaan pakan yang tidak bisa dicerna oleh ternak berlambung tunggal. Proteksi karbohidrat siap tersedia, seperti pati, dapat menjadi lebih banyak tersedia bagi ternak, namun bisa berakibat menurunkan sintesa mikroba dan akhirnya menurunkan produktifitas. Sangat sedikit sekali bukti tentang oksidasi asam lemak dalam rumen dan biohidrogenasi asam-asam lemak tak jenuh. Oleh karena itu, proteksi lemak pakan bisa dipertimbangkan. Tidak perlu adanya detoksifikasi jika lemak tersebut diproteksi dan populasi mikroba dengan mudahnya akan mengadaptasikan dirinya serta penggunaan hidrogen yang disimpan dari hidrogenasi untuk tujuan produksi lebih lanjut.
Banyak contoh manipulasi fermentasi di rumen dengan cara melindungi protein dari serangan mikroba dengan menggunakan senyawa alami sepereti conden tannin (KT) yang dapat meningkatkan produksi ternak. Wang (1995) melaporkan bahwa aksi KT pada Lotus corniculatus dapat meningkatkan produksi susu pada domba yang sedang memelihara 2 anak kembar sesudah minggu ke-5 laktasi dan juga meningkatkan sekresi protein susu pada minggu ke-6 dan 9 serta laktosa susu pada minggu ke-6 dan 9 dibanding kontrol (non-aktif KT). Mereka berpendapat bahwa efek KT terhadap peningkatan produksi susu dan protein susu ini disebabkan karena efek KT terhadap penyerapan asam amino esensial pada usus halus. West et al.(1993) melaksanakan penelitian terhadap pengaruh kulit kacang yang mengandung KT 6% sebagai bahan penyusun ransum terhadap performa sapi perah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin ditingkatkan kadar kulit kacang dalam ransum (berarti KT juga meningkat) sampai 8% dalam ransum mengakibatkan meningkatnya produksi susu dan lemak susu. Masih berkenaan dengan sapi perah, Mashudi (1996) melakukan suatu penelitian tentang pengaruh KT yang terdapat pada ekstrak mimosa (dari Akasia) terhadap performan sapi perah yang dipelihara secara grazing. Dia melaporkan bahwa level KT sampai level tertinggi yaitu 0,48% (BK ransum) nyata menurunkan konsentrasi urea plasma darah pada sapi perah. Hal ini memberi petunjuk bahwa KT mampu menurunkan degradasi protein pakan di dalam rumen. Walaupun demikian dari penelitian ini tidak diperoleh hasil bahwa KT mimosa dapat meningkatkan produksi susu dan komposisi susu secara nyata. Peneliti berargumen karena kevel KT yang dipakai untuk melindungi protein pakan masih terlalu rendah. Ini terbukti bahwa dengan level yang semakin ditingkatkan dari 0% sampai 0,48% walaupun secara statistik tidak nyata tetapi ada kecenderungan komposisi susu dan produksi susu terus meningkat. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan level yang lebih tinggi.
Namun demikian perlu diwaspadai bahwa proteksi protein pakan yang terlalu kuat akan mengakibatkan terjadi over protected yang tidak menyediakan asam amino baik di rumen maupun pasca rumen. Penerapan proteksi protein yang terbaik adalah pada protein kualitas tinggi, seperti casein.

Usaha-usaha lain yang dianggap sebagai usaha manipulasi fermentasi
Seleksi Komponen Pakan
Seleksi terhadap komponen pakan merupakan cara efektif untuk memanipulasi fermentasi rumen. Untuk kondisi stall feeding, dapat dipilih berbagai macam pakan untuk tujuan produksi tertentu.Di daerah tropis, pilihan dapat dijatuhkan mulai dari rumput kering, silase, butir-butiran, molasses, pucuk tebu, urea, suplemen protein asal ternak dan tanaman, bahkan pula dapat ditambahkan sedikit lemak (Sutherland, 1977). Dalam melakukan seleksi terhadap komponen pakan harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena hasil yang akan dicapai mungkin sangat beragam. Sebagai contoh penambahan butiran ke dalam ransum basal hay akan menurunkan laju degradasi hay di dalam rumen, sebagai akibat menurunnya pH rumen di luar batas kenyamanan yang dikehendaki oleh mikroba sellulolitik.
Frekuensi Pemberian Pakan
Konsumsi dapat ditingkatkan apabila ransum diberikan lebih sering selama 24 jam. Alasan yang dapat dijelaskan bahwa dengan meningkatnya frekuensi pemberian pakan akan mengurangi fluktuasi penggunaan nitrogen terserap serta mengurangi pemborosan enersi sebagai panas (Body, 1945 dikutip oleh Mochrie, 1964). Oleh karena itu dapat disarankan bagi ternak yang dikandangkan untuk diberi pakan dalam jumlah sedikit tetapi frekuensi pemberian pakan ditingkatkan
Pengaturan Waktu Makan dan Pemberian Supplemen
Waktu pemberian pakan sangat berpengaruh terhadap konsentrasi mikroorganisme di dalam rumen yang erat kaitannya dengan tersedianya substrat untuk pertumbuhan mikroba, sehingga kapan suatu ransum dan supplemen perlu diberikan dapat digunakan sebagai suatu cara untuk memanipulir fermentasi rumen.
Perangsang nafsu makan
Senyawa-senyawa lain yang dapat digunakan dalam manipulasi rumen adalah perangsang nafsu makan (intake inhancer), bahan kimia yang biasa digunakan sebagai pestisida dan herbisida. Perangsang nafsu sebenarnya tidak secara spesifik mempengaruhi fungsi rumen (Bergen, 1979) karena senyawa-senyawa ini sebenarnya mempengaruhi fungsi pusat syaraf (CNS modifiers) sehingga konsumsi akan meningkat. Contoh senyawa perangsang nafsu makan antara lain: (1) Barbiturat yang dilaporkan dapat meningkatkan konsumsi pakan pada kambing, domba dan sapi (Baile, 1975); (2) Benzodiazepine dan (3) Elfazepam telah dilaporkan dapat meningkatkan konsumsi pakan kaya akan serat (Bergen, 1979). Apabila diberikan melalui pembuluh darah vena atau per os, Elfazepam merupakan perangsang intake yang potensial untuk domba, kuda, sapi, anjing, kucing dan tikus (Baile dan Melaughin, 1979). Suntikan intravena phenobarbitol atau barbiturat sebanyak 300 mg/domba akan meningkatkan konsumsi pakan sebesar 200 gram (Baile, 1975).

Suplementasi dalam skenario usaha manipulasi fermentasi di negara tropis

Sebagai negara agraris, di Indonesia banyak dihasilkan limbah pertanian yang merupakan hasil samping dari tanaman pertanian seperti jerami padi, jerami jagung, jerami sorgum, pucuk tebu, jerami kacang tanah, jerami kedele, jerami ketela rambat dan pucuk ketela pohon. Khususnya pada musim kemarau, limbah-limbah tersebut sudah umum dipakai untuk makanan ternak ruminansia. Namun demikian kendala dalam hal pemakaian limbah pertanian ini adalah kualitasnya yang rendah yang ditandai dengan tingginya kandungan serat, rendah kecernaan dan intake.
Untuk mensiasati rendahnya kualitas limbah pertanian tersebut sebagai makanan ternak perlu diusahakan pakan suplemen yang merupakan pakan bergizi tinggi, dengan tujuan untuk menutupi kekurangan gizi yang terdapat pada limbah. Penambahan suplemen ini dianggap juga sebagai manipulasi fermentasi dengan penjelasan sebagai berikut. Dalam pemberian suplemen pada ternak ruminansia yang berbasis limbah pertanian atau limbah agro industri, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan.
Beberapa faktor berikut ini merupakan urutan prioritas yang sangat perlu diperhatikan:
1. Prioritas pertama, hendaknya dipilih sumber pakan yang kaya karbohidrat mudah terfermentasi di rumen.
2. Selanjutnya dipilih pakan sumber N yang mudah terfermentasi (minimal 3g N untuk setiap 100 g karbohidrat yang dapat difermentasi).
3. Selanjutnya dipilih pakan yang dapat menjaga Ekosistim rumen dengan mempertimbangkan faktor-faktor:
- Pakan sumber serat yang dapat memenuhi kebutuhan mikroba
- Pakan sumber mikro nutrisi yang dibutuhkan mikroba
- Pakan yang dapat mengontrol aktifitas protozoa
4. Selanjutnya dipilih pakan yang kaya zat-zat makanan by-pass:
- by pass protein
- by pass pati
- by pass asam lemak rantai panjang
5. Selanjutnya dipilih pakan yang diharapkan dapat menghasilkan pencernaan yang seimbang yaitu meliputi:
- adanya pasokan asam amino
- adanya pasokan glukosa dan senyawa-senyawa glukogenik, dalam hubungannnya dengan total energi osikdasi dan kebutuhan ternak
6. Selanjutnya dipilih pakan sumber mineral
Contoh : kapur, tulang, garam, urea, manure ayam dsb.
Umumnya suplemen sumber pati, protein dan asam lemak kaya akan mineral oleh karena itu suplemen mineral kurang urgen.
Langkah pertama dalam memilih suplemen untuk pakan ternak berbasis limbah pertanian adalah pakan yang kaya karbohidrat mudah tersedia di dalam rumen. Dalam hal ini pilihan hendaknya didasarkan atas ketersediaan, potensi terfermentasi dan harga. Selanjutnya suplemen kedua yang seharusnya dipertimbangkan adalah sumber N yang mudah terfermentasi (biasanya urea ) untuk memastikan level amonia rumen sekitar 150 mg/liter cairan rumen. Level amonia rumen yang umum direkomendasikan untuk memaksimalkan pertumbuhan mikroba adalah minimal 50 mg/liter. Namun demikian angka ini dianggap masih terlalu rendah dalam kontek mengoptimalkan tingkat degradasi pakan berserat. Beberapa percobaan telah menunjukkan bahwa tingkat hilangnya selulosa dan serat kasar dari kantong nilon yang dimasukkan ke dalam rumen dapat meningkat ketika konsentrasi amonia meningkat hingga 200 mg/liter. Hasil penelitian Alvarez et al (1983) menunjukkan bahwa laju hilangnya BK tongkol jagung yang diberi perlakuan alkali dari kantong nilon dalam rumen meningkat secara linear ketika konsentrasi amonia rumen meningkat dari 30 menjadi 120 mg/liter cairan rumen. Selanjutnya dikatakan bahwa level optimum amonia rumen untuk laju fermentasi yang maksimum dari pakan basal KH adalah di atas 200 mg/liter (Mehrez et al. 1977). Untuk pakan basal kaya KH mudah terfermentasi seperti pakan biji-bijian level amonia bisa lebih rendah, tetapi untuk pakan basal sumber serat level amonia harus lebih tinggi hal ini dikarenakan rendahnya laju degradasi serat yang sangat membatasi konsumsi pakan dan produksi ternak. Apablila level amonia rumen kurang dari 150 mg/liter, dianjurkan adanya penambahan urea ( 1-2 % dari BO bahan pakan) . Diharapkan penambahan tersebut dapat menjamin kesinambungan pasok N-amonia dalam rumen.
Suplemen ketiga seharusnya adalah sumber pakan hijauan yang tinggi kecernaannya, dalam hal ini legume atau beet pulp yang diberikan sekitar 10 – 20 persen dari bahan pakan. Kerja yang pasti dari suplemen ini terhadap fungsi rumen belum dapat dipahami sepenuhnya. Dalam beberapa hal, suplemen ini membantu terjaminnya lingkungan rumen yang lebih efisien bagi pencernaan dinding sel KH (seperti meningkatkan biomasa jamur). Suplemen selanjutnya dianjurkan penggunaan tepung bungkil biji-bijian (bungkil kedelai, bungkil biji kapuk dsb.), kulit biji-bijian ( dedak, pollard dan sebagainya) atau tepung limbah ternak (kotoran ayam dsb yang merupakanpemasok protein dan lemak) dan sebaiknya diberikan dalam jumlah tidak lebih dari 20 persen dari total BK pakan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penurunan konsumsi energi pakan basal tercerna. Jumlah pemberian yang lebih rendah mungkin lebih ekonomis apabila pemberiannya masih dapat menjaga produktifitas ternak. Selanjutnya suplementasi LCFAs yang bersifat non-reaksi (seperti sabun–Ca) pada protein by-pass tampaknya sangat menguntungkan meskipun perlu penelitian lebih lanjut.

Beberapa bahan pakan yang bisa dijadikan pilhan dalam manipulasi rumen
A. Karbohidrat mudah terfermentasi
Banyak sekali bahan pakan yang ada secara alami dapat diberikan pada ternak ruminansia meskipun ketersediaannya relatif amat sangat sedikit untuk digunakan sebagai sumber utama KH terfermentasi. Sumber pakan utama yang tersedia secara memadai meliputi :
- Padang gembala (sebaiknya dibedakan antara padang gembala saat musim hujan dengan saat musim kemarau).
- Limbah pertanian (jerami : padi,gandum, jagung, dan sorgum)
- Hijauan potongan dan tanaman dengan biomasa banyak (tebu, rumput gajah dan rumput lainnya).
- Limbah agro-industri yang paling penting adalah molases. Limbah lainnya termasuk kulit jeruk, nanas, nangka, buah-buahan afkir serta limbah dari pisang.

B. N mudah terfermentasi
Sumber N terfermentasi harus ditambahkan jika pakan basal tidak memberikan peningkatan terhadap level amonia rumen secara memadai. Sumber utama dalam hal ini adalah urea dan kotoran ternak unggas dan daun ketela rambat yang merupakan sumber protein yang mudah terdegradasi secara cepat menjadi amonia di dalam rumen. Berkenaan dengan pakan sumber protein non urea yang sangat mudah terdegradasi di dalam rumen sebaiknya dihindari, terlebih kalau protein itu kualitasnya sangat baik. Bahwasanya fermentasi/deaminasi protein tidak saja merugikan tetapi juga secara energi tidak efisien. 1kg protein hanya menghasilkan sekitar 60 g protein mikroba tercerna, dibanding dengan satu kilogram KH yang menghasilkan 200 g protein mikroba tercerna. Hal ini dikarenakan protein selain diubah menjadi ammonia, juga diubah menjadi VFAs. Pemberian protein mudah larut sebagai sumber dasar BO terfermentasi secara nyata dapat menciptakan rasio protein/energi tidak seimbang bilamana tidak sedikitpun protein yang lolos dari degradasi rumen.

C. Suplemen yang membantu menciptakan ekosistim rumen yang efisien
Karakteristik sebuah bahan pakan yang membantu ekosistim rumen yang efisien adalah :
1. Faktor fisik yang mempengaruhi gerakan mikroba dalam dinding rumen, jumlah digesta yang tertahan dalam rumen serta alirannya ke bagian alat pencernaan berikutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi menurun serta volume cairan rumen meningkat ketika keadaan fisik hijauan suplemen dalam pakan basal molases menjadi kurang berpengaruh atau bahkan tidak ada karena terlalu kecil.
2. Zat-zat makanan, selain amonia, yang merangsang pertumbuhan mikroba rumen. Pada pakan berserat, zat-zat makanan penting tersebut meningkatkan ukuran pool koloni mikroba yang terapung bebas di dalam cairan rumen.
3. Pakan, baik untuk meningkatkan pertumbuhan jamur (sulfur) atau menurunkan biomasa protozoa (biji kapuk) atau kedua-duanya.

Kebanyakan dari faktor-faktor di atas tampaknya ada pada hijauan segar, dan tanaman leguminosa lebih baik daripada rumput-rumputan karena memberikan pasokan protein by-pass. Secara normal 20% dari BK pakan dalam bentuk hijauan segar cukup untuk memenuhi kebutuhan zat makanan mikroba.

D. Protein by-pass
Manakala pakan N mudah terfermentasi dan sedikit suplemen hijauan segar telah dimasukkan dalam pakan, faktor pembatas berikutnya terhadap produktifitas ternak adalah ketersediaan asam amino dalam usus halus. Bagi kebanyakan sumber bahan pakan yang digunakan di negara-negara tropis, nilai protein by-pass sangat nyata pengaruhnya terhadap peningkatan efisiensi penggunaan zat-zat makanan yang diserap dan peningkatan Voluntary Feed Intake (VFI). Umumnya pakan sumber protein yang mudah by pass mempunyai peranan yang cukup besar terhadap sintesis protein mikroba, disamping itu bila laju degradasinya lambat, dapat memasok asam amino dan peptida untuk pertumbuhan mikroba rumen..

E. Karbohidrat by-pass dan prekursor glukogenik
Peranan penting dari zat-zat makanan sumber KARBOHIDRAT by pass dan prekursor glukogenik adalah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi metabolis untuk tujuan produksi. Penyerapan glukosa dapat meningkatkan energy glukogenik terhadap total energi yang dapat dimetabolis. Di samping itu energi yang hilang dikaitkan dengan sintesa glukosa dalam tubuh ternak serta proses fermentasinya dalam rumen dapat dihindari. Suplemen yang dapat meningkatkan asam propionat umumnya dapat meningkatkan jumlah energi glukogenik serta dapat memperkecil hilangnya energi akibat proses fermentasi. Meskipun semua sumber karbohidrat terfermentasi di dalam rumen secara sempurna dengan waktu tertentu, ternyata terdapat perbedaan laju degradasi di antara semua bahan pakan. Karbohidrat dari jagung, padi, pisang serta sorgum tampaknya memiliki karakteristik dimana sebagian zat makanan tersebut lolos fermentasi di dalam rumen; sebaliknya karbohidrat dari singkong dan ketela rambat mudah terfermentasi dengan cepat.

F. Asam Lemak Rantai Panjang (LCFAs)
Suplementasi LCFAs tampaknya memiliki 2 pengaruh yang bertentangan. Peningkatan komponen LCFAs pada pakan rendah lemak dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan, khususnya untuk produksi susu. Sebaliknya untuk pakan berserat tinggi (seperti limbah pertanian) dimana kadar lemaknya lebih dari 5% justru dapat menekan pencernaan serat kasar. Akan tetapi temuan terkini tentang lemak terproteksi dan perlakuan basa terhadap penambahan LCFAs dapat meningkatkan produksi susu.
Pakan sumber lemak (LCFAs) misalnya minyak biji-bijian dan limbahnya (khususnya kulit batang), limbah penggilingan atau dedak dan tallow. Penggunaan pakan sumber lemak akan semakin efektif dengan cara poteksi (misalnya dengan formaldehid atau perlakuan basa dengan garam dapur).

G. Kapasitas bahan-bahan pakan serta bahan lainnya untuk memanipulasi biomasa mikroba rumen.

Secara umum, manipulasi fermentasi rumen bertujuan untuk meningkatkan produksi asam propionat (G/E rasio), rasio protein energi (P/E rasio) dari zat makanan yang terserap dalam tubuh serta meningkatkan kecernaan. Di Eropa, manipulasi rumen dengan pemberian suplemen untuk meningkatkan proporsi asam propionat dalam rumen untuk tujuan penggemukan sapi potong yang berkualitas tinggi telah dilakukan dengan penambahan zat MONENSIN. Manipulasi fermentasi rumen dengan menggunakan bahan pakan alami lebih layak dari pada bahan kimia dengan alasan pencemaran dan kontaminasi. Sumber bahan pakan alami seperti limbah unggas atau tepung berkadar lemak tinggi tampaknya menampilkan peranan yang sama dalam memanipulasi fermentasi rumen. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa suplemen limbah unggas dapat mengendalikan protozoa di dalam rumen, serta dapat meningkatkan daya cerna serat kasar dari limbah pertanian.

H. Suplemen Non-konvensional
Keterbatasan utama sumber zat makanan untuk meningkatkan produktifitas ternak di negara-negara tropis adalah N dapat terfermentasi, prekursor glukosa, protein by-pass dan LCFAs. Sebaliknya Urea, limbah minyak biji-bijian (bungkil-bungkilan), limbah penggilingan padi-padian (dedak) serta limbah ternak merupakan suplemen yang cukup tersedia. Akan tetapi, banyak situasi dimana para peternak tidak memiliki minat terhadap suplemen-suplemen tersebut karena faktor tidak tersedianya secara lokal atau terlalu mahal di samping adanya keengganan untuk menggunakan urea karena takut keracunan.

Manipulasi rumen sebagai suatu sistem ekologi yang kompleks
Meskipun tidak selalu ditujukan sebagai manipulasi fermentasi rumen, banyak kajian mendasar yang diterapkan pada nutrisi ternak ruminansia betul-betul melibatkan manipulasi. Sejumlah besar percobaan pemberian pakan yang telah dilakukan di waktu lampau telah memberikan kita informasi yang bermanfaat. Meskipun perscobaan pemberian pakan bersifat simpel dimaksudkan sebagai bentuk manipulasi fermentasi rumen, saat ini pendekatan yang lebih terpadu dibutuhkan. Rumen sebagai suatu sistem yang komplek dan manipulasi yang sukses membutuhkan pertimbangan banyak hal yang saling terkait.
Perlu ada kajian yang cermat sebelum mengupayakan untuk memanipilasi sistem dan lebih dari segala apa yang manipulasi itu sendiri tidak ditujukan untuk isolasi. Penambahan zat yang menguntungkan bagi mikroorganisme rumen namun berbahaya bagi ternak itu sendiri, jelas-jelas tidak diusulkan, bahkan jika aditif atau perlakuan yang aman sepanjang ternaknya nyaman, semua interaksi yang mungkin ada di dalam rumen harus mendapat pertimbangan. Sebagai contoh, kita telah menyebutkan di awal bahwa gabungan lemak dalam pakan dapat menghambat produksi metan dan meningkatkan rasio asam propionat dengan asam asetat – keduanya mempunyai potensi menguntungkan. Sebaliknya, penambahan lemak dapat menekan konsumsi dan daya cerna pakan sumber serat (Kowalczyk et al., 1977). Penekanan intake pakan akibat lemak dapat dikurangi dengan penambahan urea dalam pakan (Orskov et al., 1978), tetapi penggunaan urea sembarang dapat menyebabkan keracuanan amonia (Lewis, 1960; Crickenberger et al., 1977).
Beberapa aspek yang perlu dicermati dalam usaha manipulasi fermentasi dalam rumen dapat dilihat pada tabel 3 berikut :

Tabel 3. Berbagai aspek penyusun sistem ekologi rumen
A. Komponen :
(a) Hijauan

(b) Mikroorganisme

(c) Endogenous

(d) Hasil akhir
(i) dapat dicerna
(ii) tidak dapat dicerna
(i) hidup
(ii) mati
(i) saliva
(ii) rontokan dinding perut
(i) VFA
(ii) Metana


B. Proses
(a) pencernaan




(b) sintesa


(c) pembuangan


(i) karbohidrat
(ii) senyawa-senyawa nitrogen
(iii) lemak
(iv) asam nukleat
(v) molekul-molekul kecil
(i) pertumbuhan mikroba
(ii) perkembangbiakan mikroba
(iii) metabolisme
(i) VFA dan asam-asam lain
(ii) metana atau karbondioksida
(iii) produk yang bersifat toksin


C. Laju
(a) intake pakan

(b) pengenceran dan aliran

(c) gerakan rumen dan ruminasi
(d) suhu
(e) pengendalian pada hewan
(kimiawi ..?..)


(i) terus menerus
(ii) berselang-seling
(i) kelenjar saliva
(ii) minum air


D. Fungsi pengendalian
(a) pengaruh komunitas mikroba


(b) keadaan fisik




(i) bakteri/protozoa
(ii) bakteria/bakteri
(iii) protozoa/protozoa
(i) kemampuan bisa akses
(ii) lokasi
(iii) transfer

E. Sifat/ciri-ciri
(a) Redoks (reduksi-oksidasi)

(b) Siklus yang umum

(i) potensial
(ii) pH
(i) Energi (ATP)
(ii) Hidrogen
(iii) Karbondioksida (?)



Dengan menggunakan acuan tabel 3, kajian tentang komponen dan proses di dalam rumen memungkinkan untuk memanipulasi bagian-bagian sistem tersebut untuk mencapai hasil yang signifikan. Semakin banyak kajian yang dilakukan terhadap fungsi pengendalian dan ciri-ciri khusus dari sistem tersebut akan menghasilkan manipulasi rumen yang cerdas dan tak terbayangkan sebelumnya.


Daftar pustaka:

Blaxter, K.L. and J.W. Czerkawski, 1966. Modification of methane production of the sheep by supplementation of its diet. J.Sci.Fd. Agric., 17, 417.

Czerkawski, J.W. 1986. An introduction to rumen studies. The Hannah Research Institute. Ayr, Scotland.

Czerkawski, J.W. 1972. Manipulation of rumen fermentation. Proc. Nutr. Soc., 31. 125.

Chalupa, W. J. 1975. Rumen bypass and protection of proteins and amino acids. J. Dairy Sci., 58. 1198.

Chalupa, W. J. 1980. Chemical control of rumen microbial metabolism. In : Digestive physiology and metabolism of ruminants. Ed. Y. Ruchenbush and P. Thivend. MTP Press Ltd, Lancaster, England.

Hendrawan S. 1998. Ilmu Gizi Ruminansia. Diktat Kuliah. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang.

Miller, E.L., I.H. Pike and A.J.H. Van Es. 1982. Protein contribution of feedstuffs for ruminants: Application to feed formulation. Butterworth Scientific. London.

Orskov, E.R. 1975. Manipulation of Rumen Fermentation for Maximum Food Utilization. World Rev. Nutr. & Dietetics, 22. 152.

Preston TR. and RA.Leng. Matching Ruminant Production Systems with available resources in the tropics and sub-tropics. . Penambul Books. Armidale













MANIPULASI RUMEN
(UPAYA PENINGKATAN PROSES FERMENTASI
DAN EFFISIENSI DALAM PENGGUNAAN PAKAN)

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
BAHASA INDONESIA
YANG DIBINA OLEH BAPAK DIDIN WIDYARTONO. S.S, S.pd, M.pd
Oleh:
Deni Ali Usman
0910553022








UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PETERNAKAN
DESEMBER 2009
2009